Ojo Mencar!

Bagikan

Oleh : Usman Bonrojo

Ojo mencar! Dua kata sederhana yang sering dilontarkan antar penggiat BangbangWetan untuk tetap bersama dalam suka maupun duka, senang maupun sulit. Mau apapun keadaan yang menimpa, tak menjadi penghalang untuk tetap berkumpul, sinau bareng, ataupun hanya sekadar ngopi.

إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”

Di Maiyah kita sering kali menjumpai orang dari berbagai kalangan, entah itu kyai, pedagang, mahasiswa, bahkan preman sekalipun. Tak peduli dari suku apa, agama apa, tujuan atau latar belakang apapun semua berkumpul jadi satu. Tak ada permusuhan, tak ada yang sok berkuasa, tak ada yang merasa paling benar. Kalau ada ya paling-paling perbedaan pendapat, hanya berbeda sudut pandang, sisi pandang. Ora masalah. Kita semua saling menerima, legawa dalam dimensi ruang kemesraan.

Memang qadarullah menjadikan manusia

وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ

“Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku”(Al-Hujurat : 13) .

Ojo mencar merupakan kata-kata yang merujuk pada perintah Tuhan لِتَعَارَفُوْا. Keberagaman Jamaah Maiyah bukan menjadi masalah untuk tetap ummatan wahidah. Tentunya bukan dalam artian kesatuan akidah, tetapi lebih luas dari itu, hubungan antara makhluk dan Sang Khalik. Allah itu رَبِّ الْعَالَمِين, bukan hanya untuk Islam ataupun manusia, tetapi semua makhluk-Nya. Tak ada kebencian, semua merasa gembira, saling menghormati, menjadi ummatan wahidah.

 

Usman Bonrojo, Jamaah maiyah Bangbangwetan, bisa disapa melalui kampungbonrojo@gmail.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *