Recycle, Simbah

Bagikan

Oleh : Usman Bonrojo

Recycle, Simbah. Sebuah kalimat yang terkesan kasar, kurang ajar, ngawur, dan tak pantas untuk diucapkan. Bukan berarti kita ingin mendaur ulang atau mengganti Simbah dengan sosok baru, mengganti yang sudah sepuh dengan yang lebih muda. Tidak! Mbah Nun atau yang lebih akrab dipanggil Simbah akan terus hidup, selalu hadir dalam Maiyah. Simbah sendiri sering mengatakan dia bukan siapa-siapa, bukan pemimpin, bukan ketua Maiyah, tak ingin diagung-agungkan, apalagi di-Tuhankan. Maiyah sendiri bukan lembaga, bukan komunitas apalagi parpol. Simbah hanya ngancani anak-anaknya sinau bareng, duduk bersama dalam dinamika kemesraan.

Dia hanya manusia biasa, bukan Nabi apalagi Tuhan. Kita itu berpegang, dibekali اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ , menyembah hanya kepada-Nya. Bukan Nabi, bukan ulama, apalagi seorang tokoh.

Banyak yang bilang, “Ora teko. Ora ono, Simbah“. Lantas apa tujuan kita berkumpul? Apa gunanya bermaiyah? Apa hanya karena kehadiran Simbah!? Atau sinau bareng mencari apa yang lebih benar.

Memang kedatangan Beliau selalu ditunggu semua orang, bahkan saya sendiri juga gitu. Tapi Simbah pernah ngomong yang ngena banget dalam hati, “Le, kiro-kiro nek gaonok aku kowe yo jek tetep kumpul bareng, tetep maiyahan?” Kita recycle konsep “ora teko. ora ono, Simbah“, Beliau selalu hadir meskipun tidak secara fisik, kita hadirkan melalui nilai-nilai yang sudah ditinggalkan Beliau untuk kita.

وَمَن يَدۡعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ لَا بُرۡهَٰنَ لَهُۥ بِهِۦ فَإِنَّمَا حِسَابُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦٓۚ إِنَّهُۥ لَا يُفۡلِحُ ٱلۡكَٰفِرُونَ

“Dan barang siapa menyembah Tuhan yang lain selain Allah, padahal tidak ada suatu bukti pun baginya tentang itu, maka perhitungannya hanya pada Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak akan beruntung” (Q.S. Al Mukminun: 117).

 

Usman Bonrojo, Jamaah maiyah Bangbangwetan, bisa disapa melalui kampungbonrojo@gmail.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *